Minggu, 19 Juni 2011

kijimo nakazuba

NAMA : PUTU IKA SRIUMIYANTI
NIM : 090 170 5006
SASTRA JEPANG

キジモ鳴かずば

Prolog : Pencurian barang-barang merupakan hal yang tidak terpuji. Tapi ketika anak perempuannya terserang penyakit serius, tidak ada satu orang ayahpun yang ingin hal itu terjadi. Pasti sebagai seorang ayah, dia akan melakukan apapun itu, pencurian sekalipun, dan siap menghadapi apapun hukumannya. Bagaimanapun juga anak perempuannya tidak mengerti apa-apa. Ayahnya ditangkap untuk mempertanggunbgjawabkan lagu yang dinyanyikan oleh anak perempuannya, si ayah tidak tahu bahwa dirinya dijadikan pengorbanan, itu merupakan hal yang terlalu kejam. Seberapapun menyakitkannya itu, semua dilakukan untuk anak perempuannya. Ini merupakan cerita yang sangat menyedihkan.
Cerita dongeng ini merupakan cerita yang menyedihkan.
Di negara shino, ada sungai yang bernama sungai Saigawa, di pinggir sungai itu terdapat desa kecil. Di Sungai Saigawa, ketika menjelang musim hujan tiba, biasanya terjadi hujan lebat yang menyebabkan banjir bandang. Semua orang di desa tersebut mendapat kesulitan. Apabila air sungai meluap, sawah, ladang, rumah, semuannya menjadi porak poranda. Oleh karena itu, setiap tahun banyak orang yang meninggal.
Di desa itu, hiduplah petani miskin bersama anak perempuannya yang massih kecil. Karena ibunya sudah meninggal ketika banjir bandang awal tahun, mereka brdua kini melewati hidup yang sangat menderita. Meskipun kehidupan mereka sangat miskin, tetapi mereka hidup bahagia dan setiap hari selalu menghabiskan waktu bersama.
Tahun ini juga, musim hujan datang. Banjir yang menakutkan akan terjadi. Pada waktu itu Ochiyo menderita sakit keras, tetapi karena Yohei orang miskin, memanggil dokterpun tidak dapat dilakukan. Sementara itu, penyakit Ochiyo semakin lama semakin parah, bagaimana jika besok nyawanya tidak tertolong. Melihat wajah Ochiyo saat tidur yang kelihatsannya menderita, Yohei tidak dapat menghentikan air matanya yang mengalir. “Ochiyo apa yang kamu inginkan?”. Kalau hidup anak perempuannya tidak lama lagi, Yohei berencana mengabulkan pernintaan terakhirnya.
Kemudian Ochiyo menjawab dengan suara yang lemah “ayah, aku ingin makan kacang merah”. Ochiyo tahu kacang merah adalah makanan yang paling baik saat ini, karena ketika ibunya masih hidup, ia pernah menikmati kacang merah bersama. Tapi saat ini di rumah Yohei, jangankan kacang merah yang ingin dimakan Ochiyo, bahkan sebutir beraspun tidak ada. “Oh begitu ya? Orang-orang tuan tanah pasti memilikinnya” jawab Yohei. Yohei lalu memutuskan untuk mencurinya di tengah hujan yang turun. Inilah pertama kalinya Yohei melakukan pencurian. Ia mencuri beras dan segenggam kacang merah. Lalu, malam itu, sebagian kacang merah dimasak untuk dimakan ochiyo. “Ochiyo,,,ini kacang merahnya,, ayo makan”. Ketika Ochiyo tidur yohei memanggilnya untuk segera makan. “Ayah, kacang merah, enak”. Melihat wajah Ochiyo yang sangat senang melihat makanannya itu, Yoheipun menangis.
Sementara itu di rumah tuan tanah. Ketika mereka tiba di tempat penyimpanan, tuan tanah memperhatikan beras dan kacang merah yang kelihatannya telah dicuri. Sedangkan di rumah Yohei, kacang merrah yang terakhir akhirnya dimakan. Sakit Ochiyopun, semakin hari semnakin berkurang. Sebentar lagi, Ochiyo akan menjadi sehat.
Suatu hari, Yohei berkata, ”Ochiyo kamu dalam masa penyembuhan, diam saja di rtumah, saya akan kluar untuk bekerja, harus sabar untuk menjadi pulih sepeti buiasa”. Lalu, Ochiyo tetap bermain di halaman. Sambil memukul-mukul bola, Ochiyo menyanyi tentang kacang mnerah yang enak.
Beberapa saat lagi hujan lebat akan turun. Air sungai juga meluap. Orang-orang dikumpulkan untuk membahas masalah itu. Kemudian pada saat itu, semua memutuskan seorang lelaki akan dijadikan pengorbanan. Apabila dewa marah, manusia di dunia ini dapat di tenggelamkan, itu merupakan hal yasng buruk. Namun, apabila beberapa orang melaskukan dosa, itu merupakan hal yang buruk bagi seluruh desa. Tapi pada kenyataanya banyak orang brerbusat dosa. Ketika seluruh penduduk ditanyakan solusi masalah tersebut, semua setuju apabila Yohei dijadikan pengorbanan. Lalu, pada malam hari, orang-orang datang ke rumah Yohei. “Yohei, anda mencuri berass dan kacang merah dari gudang pemilik tanah. Buktinya adalah lagu yang dinyanyikan oleh anak perempuan anda”. Lalu Yohei di tangkap dan di bawa ke temapt di mana ia, akan dijadikan pengorbanan.
Ochiyo melihat tempat itu, tempat di mana ayahnya dijadikan poengorbanan. “Hanya karena mencuri beras dan kacang merah, ayahnya dijadikan pengorbanan, kasihan sekali”. Orang-orang tidak dapat melakukan hal lain kecuali bersimpati. Ochiyo sangat sedih, karena nyanyiannya itu, ayahnya dijadikan pengorbananb oleh orang-orang desa. Ochiyo selalu memanggil ayahnya sambil menangis dan suaranya hampir tak terdrengar. Ochiyo berjalan melalui desa. Entah sudah berapa banyak orang yang mndengarnya. Sampai akhirnya ochiyo berhenti menangis., lalu Ochiyo mengeluarkan sebuah kata di luar kendalinya “Tahun ini pasti badai buruk dan banjir bandang terjadi”.
Kemudian beberapa tahun berlalu, padahal Ochiyo sudah menjadi anak baik, tapi ia masih mengingat kata sumpah itu,. Pada musim gugur, seorang pemburu pergi ke gunung. Pada hari itu cuaca sangat cerah, dia akan menangkap banyak burung. “Sekarang banyak sekali burungnya, aku akan menangkap semuannya”. Lalu si pemburu mengamnbil pistol dan menembak. “dor,, dor,, dor,,,”, bulu-bulu burung berterbangan di tengsah hutan. Ketika si pemburu ingin mengambil burung yang tertembak itu, si pemburu sangat kaget ketika melihat Ochiyo sudah berdiri samnbil membawa burung tersebut. Tetapi Ochiyo hanya diam. Lalu Ochiyo membuka mulutnya dengan enggan dan berkata, “jika anda adalah burung ini. Bisakah anda melarikan diri tanpa tertembak?”. Ochiyo mengingatkan si pemnburu bahwa ayahnya pernah berkorban demi dia, dan hanya karena mencuri beras dan kacang merah ayahnya dijadikan pengorbanan. Akhirnya, Ochiyo masuk ke dalam hutan, samnbilk menggendong burung yanhg telah mati itu ke dalam hutan.














Budaya yang terdapat pada cerita キジモ鳴かずば

1. Budaya malu
Budaya malu sejatinya merupakan sikap dan sifat bangsa Timur. Intinya merupakan wujud hati nurani yang benar, bukan hanya di permukaan saja atau cari-cari publisitas saja. Orang jepang memiliki budaya malu, di mana apabila dalam dongeng kijimo nakazuba diceritakan di sebuah desa ada yang melakukan kesalahan itu mengakibatkan seluruh desa menjadi malu, sehingga orang tersebut harus di hukum. Jangan tanya soal toleransi kesalahan, bukan hanya teguran atau sanksi normatif, bahkan hukuman matipun dapat dilakukan. Seperti contuh pada cerita kijimo nakazuba, yang hanya mencuri kacang merah dan beras dijatuhi hukuman mati.
2. Budaya dosa
Masyarakat jepang menganut budaya dosa, di mana ukuran dari suatu tindakan terdapat pada dirinya sendiri. Tingkatan untuk penebusan dosa biasanya berbeda satu sam lain, karena itu tergantung pada pandangan seseorang. Biasanya penebusan dosa dilakukan untuk permintaan maaf. Seperti pada cerita kijimoi nakazuba di mana ia di bunuh untuk mempertanggung jawabkan dosa-dosanya yaitu mencuri beras dan kacang merah untuk anaknya.
3. Amae
Amae adalah kasih sayang yang tulus dari orang tua kepada anak mereka. Perkembangan psikologi dan kepribadian anak sangat tergantung pada faktor amae yang biasanya menyebabkan faktor ketergantungan. Orang jepang tidak akan nyaman dengan seseorang apabila tidak diliputi unsur amae. Orang jepang akan menjaga jarak apabila tidak memiliki hubungan amae. Seperti pada cerita kijimo nakazuba, Yohei sebagai seorang ayah mau melakukan apapun demi anaknya tercinta. Itu karena ada hubungan amae yang sangat kuat antara si ayah dan si anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar